Capung Indikator Perairan Sehat

Pernahkah kita berpikir mengapa capung atau bahasa kerennya "Dragon Fly" sering hinggap di dedaunan juga ranting sekitar kolam atau perairan tertentu kemudian meneguk air darinya ? Jangan sekalipun kita menganggap remeh hal tersebut yang terkesan hanya menjadi kebiasaan si capung (odonata) saja, karena menurut Indonesia Dragonfly Society (IDS), capung bisa menjadi salah satu indikator penentu perairan yang masih sehat. Dan ketika air di suatu wilayah tercemar entah bahan kimia atau apapun, maka capung akan meninggalkan wilayah itu untuk mencari daerah perairan baru yang lebih kondusif dan tentu saja airnya bersih dari pencemaran.

Tak hanya sampai disini saja kelebihan capung yang banyak kita belum ketahui serta sepelekan, ternyata capung juga menjadi salah satu predator pemangsa ulung yang sekaligus menjadi penyeimbang alami hama tanaman. Bahkan capung juga membantu memangsa dan mengendalikan peredaran nyamuk berikut jentik-jentiknya.

Capung atau "Kinjeng" orang di daerah saya menyebutnya, menurut pengamatan Indonesia Dragonfly Society (IDS) yang beberapa waktu lalu di lakukan, setidaknya ada tiga jenis capung di telaga Wendit, Pakis Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia terancam punah.

Ketiga jenis capung ini dikenal peka (sensitif) terhadap air, yakni : jenis Capung barong bercak biru (Anax guttatus), Capung jarum Sunda (Nosoctita insignis) dengan ciri ekor panjang, dada kecil, dan bercorak warna kuning bergaris hitam, serta Capung pancing Jawa (Paragomphus reinwardtii).

Selama dua tahun penelitian yang mereka lakukan, ditemukan sebanyak 31 jenis capung di kawasan Wendit, Jawa Timur. Dengan telah terindeks cukup banyak capung di daerah ini, menunjukkan habitat yang menjadi sumber air minum warga Kota Malang ini masih terjaga baik. Nah, sekedar meninjau daerah kita saja, bagaimana dengan lokasi keberadaan Capung di sekitar kita, apakah masih banyak berterbangan dan hinggap di sekitar kolam, kali atau perairan dan perumahan ?



Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beranda