

Selain Georgia Tech, ada pula The BionicOpter yang mengembangkan hal serupa dan juga terinspirasi oleh capung. The BionicOpter diciptakan oleh perusahaan robotika Festo dan seperti versi Georgia Tech, robo-capung ini dilengkapi dengan sensor dan teknologi komunikasi nirkabel yang memungkinkan untuk terus mengirimkan data, dan sekarang mereka sedang mengumpulkannya.
Dalam hal kelincahan Festo mengatakan, "Sama seperti model di alam, obyek ini terbang ultralight hingga mampu terbang ke segala arah, melayang-layang di udara dan meluncur dengan mengepakkan sayapnya, serta menggerakkan ekornya."
Masing-masing dari empat sayap bisa mengepak dan memutar secara individual, daya dorong untuk setiap sayap dapat disesuaikan yang memungkinkan si capung untuk mengambil manuver kompleks dengan lincah.
Tapi dalam hal ini Festo mengatakan bahwa pesawat robo-capung tak berawak besutannya mudah dikendalikan oleh smartphone karena frekuensi mengepakkan sayapnya, amplitudo dan sudut instalasinya dikendalikan oleh perangkat lunak dan elektronik. Dan tentunya karena ukuran robo-capung ini lebih besar daripada ukuran capung sebenarnya, maka untuk saat ini sosoknya belum mampu menjadi agen pengintai, untuk mengambil data serta informsi layaknya agen pengintai siluman. Dan berikut penampakan robo-capung saat membelah udara :
#statusku Biarkan orang lain menganggap kita biasa, asal kita mampu hasilkan karya luar biasa @senengmedia @detikmagelang @mimi_oke1
— Ivan Purnawan (@ivanmagelang) 12 April 2013

Tidak ada komentar
Posting Komentar