
Sang katak : Wahai "Tuan siput, apakah saya telah melakukan kesalahan, sehingga panjenengan begitu membenci saya dengan memandang sinis seperti itu ?"
Siputpun menjawab : Dengarlah baik-baik, "Kalian kaum katak mempunyai empat kaki dan bisa melompat riang gembira ke sana ke mari, tapi saya, sudah berbadan lengket, membawa cangkang yang berat, juga hanya bisa merangkak di tanah, jadi saya merasa sangat sedih."
Sang Katak menjawab : Saudaraku siput "Setiap kehidupan itu cuma sawang-sinawang, sehingga setiap makhluk yang ada di dunia ini memiliki kebahagiaan, kesedihan, kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Dan kamu hanya melihat sisi enak serta kelebihannya saja dari kami, padahal sebetulnya kekurangan, kesedihan dan penderitaan juga ada pada kami(kaum katak)."
Dan seketika itu, ada seekor elang besar yg terbang ke arah mereka, lantas sang siput dengan cepat memasukan badannya ke dalam cangkang, sedangkan katak dimangsa oleh elang. Setelah itupun skhirnya siput baru sadar bahwa cangkang yang di milikinya bukan merupakan suatu beban, tetapi adalah kelebihannya. Dan ia mengetahui pula bahwasanya tiada sesuatupun yang Allah Subahanahu wa Ta'ala ciptakan tanpa magsud, termasuk cangkang yang ia punya serta cara berjalannya yang merangkak lambat di tanah.
Jadi, dari kisah katak dan siput di atas dapat kita ambil pelajaran bahwasanya Keirian hati kita terhadap orang lain akan membawa lebih banyak penderitaan, sedangkan bersyukur dengan apa yang kita punya, diringi dengan usaha, doa serta ikhtiar, dapat menghantarkan kita kepada kehidupan bahagia yang sesungguhnya, baik di dunia maupun akhirat.
Kesempatan mungkin akan datang bagi mereka yg menunggu, tp kesempatan akan datang bagi mereka yang selalu berusaha, Must ! @senengmedia
— Ivan Purnawan (@ivanmagelang) 5 April 2013

Tidak ada komentar
Posting Komentar