
Siapa sangka, tradisi unik seperti menanam 111 pohon saat sang bayi perempuan lahir berawal dari sang mantan kepala desa, Shyam Sundar Paliwal. Sebelumnya, warga desa tersebut lebih mementingkan anak laki-laki dan menolak anak perempuan. Berkat tradisi baru ini, dalam waktu 6 tahun terakhir lebih dari seperempat juta pohon sudah ditanam di desa tersebut. Anak-anak perempuan juga bisa hidup, tak disingkirkan lagi dari lingkungan sebagaimana tradisi lama yang jelas merugikan kaum perempuan dan melanggar HAM.
Tapi tradisi menanam pohon hanyalah salah satu upaya saja, dimana masyarakat dapat berupaya mewujudkan masa depan yang cerah untuk anak perempuan mereka. Menurut sebuah laporan di The Hindu, desa juga mengumpulkan secara bersama-sama sekitar $ 380 dolar untuk setiap bayi perempuan baru yang lahir dan disimpan dalam rekening untuknya kelak. Orang tua gadis itupun juga diminta untuk menyumbang $ 180 sebagai tanda janji perwalian dan perhatian mereka.
"Kami membuat orang tua menandatangani surat pernyataan berjanji bahwa mereka tidak akan menikahinya sebelum usia hukum, mengirimnya ke sekolah secara teratur dan mengurus pohon yang ditanam atas namanya," kata Paliwal sang kepala desa.

#statusku ucap bismillah buat para siswa yang akan mengerjakan UN, good luck n sukses @senengmedia @detikmagelang@mimi_oke1
— Ivan Purnawan (@ivanmagelang) 15 April 2013

Tidak ada komentar
Posting Komentar